PENINGKATAN KEMAMPUAN DIRI
15.55.00 | Author: HAEDAR SALMAN

2 Bulan lewat sudah dalam tahun 2009 ini . . . yah tak terasa memang. Namun apa yang telah kita lakukan dalam 2 Bulan ini? Sudahkah kita melakukan rencana rencana perubahan yang telah kita rencanakan sebelumnya? Atau justru malah kita belum merencakan apa apa?

Telah kita rasakan bahwa, tahun 2009 ini dimulai dengan awal yang cukup berat, bayang bayang Global Economic Crisis yang tak kunjung reda, ditambah bayangan akan kebutuhan hidup yang sudah barang tentu akan semakin besar, biaya untuk membuat dapur ngebul (baca: memasak), biaya sekolah anak - anak dan yang tak kalah memusingkan adalah biaya rumah sakit dan obat - obatan jika kita atau keluarga kita sakit (mudah-mudahan kita senantiasa di beri perlindungan dan kesehatan - Amin). 

Dengan berbagai masalah yang menbayang tersebut lalu apa yang harus kita lakukan???

Kebutuhan yang penting dan mendesak adalah kebutuhan hidup keluarga, yang selalu meningkat seiring laju inflasi. Untuk itu kita membutuhkan biaya (dalam hal ini Uang) yang tentu saja juga semakin besar. Dan untuk mendapatkan uang yang besar kita harus bekerja.. bekerja dan hanya bekerja ... 

Dengan bekerja kita akan mendapatkan upah yang bisa kita gunakan untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga. Akan tetapi, apakah upah kerja kita juga akan meningkat seiring meningkatnya kebutuhan hidup??? Tentu Tidak semudah itu ... Untuk meningkatkan upah kita harus melalui peningkatan jabatan atau pangkat. Timbul lagi pertanyaan, Bagaimana kita bisa naik jabatan? Apa yang harus dilakukan??? Karena, seperti postingan saya sebelumnya, dalam dunia kerja persaingan itu ada, semua karyawan pingin naik gaji. Lalu gimana caranya supaya kita yang menang dan kita yang naik jabatan. Tak mungkin kan semua karyawan naik jabatan dalam waktu bersamaan?

Untuk itu, kita harus bisa menunjukkan kinerja yang jauh melebihi kinerja karyawan lain, kita harus bisa meningkatkan pengtahuan dan skill kita sehingga perusahaan tempat kita bekerja akan melihat bahwa kita layak untuk naik jabatan. 

Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan diri kita:

1. Instropeksi Diri

Kita harus bisa meng instropeksi diri dan perbuatan kita selama ini baik itu di keluarga, masyarakat dan juga di lingkungan kerja. Dari Instropeksi ini, diharapkan kita bisa mencatat apa point yang bagus dan tingkatan yang kita peroleh dan apa yang buruk dan yang bisa menurunkan kinerja kita. Dengan demikian kita bisa merencanakan perubahan - perubahan dan menerapkan nya dengan tepat. 

2. Kemampuan Mengendalikan Diri

Banyak sekali permasalahan yang ditimbulkan dari tidak bisanya kita untuk mengendalikan diri kita sendiri yang bisa meluas dengan tidak bisa mengendalikan keluarga dan pekerjaan kita. Kemampuan mengendalikan diri yang baik akan membawa kita untuk mengambil langkah - langkah dan keputusan - keputusan yang tepat. Sehingga kita akan minimal terhindar dari kesalahan dalam pengambilan keputusan.

3. Keteladanan Melalui Sikap yang Baik

Setelah kita mampu meng instropeksi dan mengendalikan diri, maka kita tinggal memperlihatkannya dalam aktivitas kita sehari - hari. Dalam pekerjaan kita harus bisa menunjukkan hal hal yang positif dengan hasil kerja yang bagus. Dengan demikian kita mampu memimpin keluraga kita dan akhirnya dipercaya untuk memimpin rekan - rekan kita dalam pekerjaan.

4. Jangan Berhenti Belajar

Belajar adalah kunci dari peningkatan pengetahuan dan skill kita. Dengan kita terus tekun belajar, maka kemampuan kita akan terus meningkat. Perlu di ingat bahwa dalam belajar itu, tidak akan ada ujungnya, maka kita harus terus belajar dan belajar... Dunia ini terus berputar, begitu juga kehidupannya juga akan terus berubah. Jika kita berhenti untuk belajar, tentu sudah pasti kita akan tertinggal ... Dalam pekerjaan, jangan lah ragu untuk mempelajari hal - hal baru, karena dengan begitu kita akan mampu menciptakab inovasi - inovasi baru dalam pekerjaan dan pekerjaan - pekerjaan yang awalnya tidak bisa kita kerjakan, pasti akan kita selesaikan dengan baik. Yaitu dengan BELAJAR . . .

5. Disiplin dan Tegas dalam Bertindak

Ketegasan diperlukan dalam pengambilan keputusan hidup, tanpa adanya ketegasan maka kinerja kita pun pasti tidak akan mencapai 100%. Karena keragu-raguan hanya akan menjadi penghambat. Jika kita sudah merencanakan suatu pekerjaan, maka kita harus disiplin dan tegas dalam melaksanakannya, sehingga hasil yang diperoleh pun akan maksimal.

Marilah kita lakukan hal hal di atas secara bertahap, sehingga kita mampu meningkatkan kemampuan diri kita.

"Peningkatan Kesejahteraan memerlukan Peningkatan Penghasilan, Peningkatan Penghasilan memerlukan Peningkatan Kinerja, dan Peningkatan Kinerja memerlukan Peningkatan Kemampuan Diri"

Teruslah berusaha dan tetap semangat

APPRAISAL?? WHAT IS THAT?
08.55.00 | Author: HAEDAR SALMAN

Januari telah berlalu, dan sebentar lagi February pun akan lewat, kemudian Maret datang dan selanjutnya April... Yah begitulah urutan bulan dalam setahun, kita tak bisa memutar baliknya, atau kita tak bisa membuang beberapa bulan yang tidak kita inginkan.

Maret dan April? Kedua bulan ini merupakan bulan bulan yang sulit, khususnya di perusahaan saya. Dalam kedua bulan ini, masa depan kami di tentukan... Appraisal namanya, bulan bulan penilaian. Ideal nya adalah bulan ini akan membawa kegembiraan bagi siapa saja karyawan yang mendapat nilai bagus (A+++) dan akhirnya di promosikan untuk naik grade. Namun bulan ini juga membawa duka, sesal dan kekecewaan yang amat sangat dalam bagi siapa saja yang merasa telah berjuang sekuat tenaga tapi hanya mendapat nilai yang cukup yang akhirnya tidak mendapatkan kenaikan grade yang selalu di nantikannya.

Saya tidak bisa pungkiri, bahwasanya sebagai seorang karyawan saya juga ingin selalu bisa mendapat nilai bagus, dipromosikan untuk naik grade dan dengan sendirinya gaji saya pun juga akan naik. Namun saya juga tidak akan berharap banyak, yah yang diharap cuma satu... "NAIK GAJI"... he he ... 

Bagi beberapa orang, mereka menaruh harapan besar pada penilaian kali ini. Mereka telah menunjukkan jerih payah yang amat hebat di selang setahun sebelumnya. Maka itu mereka sangat menginginkan untuk mendapat nilai yang bagus di bulan April nanti.

Ada beberapa hal yang sangat mengecewakan terjadi di selang bulan Jaanuari - Maret, antara lain:

- Ada orang yang kinerja awalnya biasa biasa saja, namun pada dua bulan ini boleh di bilan menjadi amat sangat luar biasa. Aneh memang.... kenapa mereka harus menunggu bulan Januari untuk menjadi luar biasa? Lalu apakah setelah bulan April mereka akan tetap luar biasa?

- Ada lagi orang yang kinerja nya tetap biasa biasa saja, namun usahanya adalah dengan menjatuhkan karyawan lain. Setiap ada kesempatan untuk menjelekkan kinerja orang, dia pasti akan menunjukkan tajinya. Dia menghsut sana, hasut ini untuk sama sama menciptakan image jelek terhadap seseorang..... kenapa seh harus ada yang seperti ini? kenapa harus dengan menjatuhkan orang lain? Apakah meereka mendapat kebanggaan dari jatuhnya orang lain???

- Selanjutnya, ada juga orang yang kinerjanya biasa-biasa saja namun dia berusaha untuk menjilat atasan. Yang dengan menjilat, maka kinerja yang biasa saja pun pasti akan kelihatan luar biasa... kenapa juga yah ada yang berbuat seperti ini? 

- Ada juga orang yang malah menurun kinerja nya. kenapa? yah mungkin di karenakan dia telah capek, dia telah lelah dengan bergam kekecewaan yang diterimanya. Makanya dia menghilangkan harapan harapam untuk naik grade dari pikirannya. Sehingga dia tidak merasakan apa apa pada saat penilaian.

- Terakhir mungkin, ada orang yang memang konsisten untuk menjadi luar biasa namun tidak terpegaruh kinerjanya oleh hal hal seperti appraisal ini. Yah di pikirannya mungkin, kerja adalah ibadah. jadi kalo beribadah dengan ikhlash dan tulus tanpa mengharap penghargaan dari orang lain, maka pahala yang diperoleh nya pun akan sangat luar biasa. namun apakah ada orang seperti ini??? Hanya Allah dan diri kita sendirilah yang tahu. Yang pasti siapapun yang bisa seperti ini, InsyaAllah hidupnya akan senantiasa dalam ketenangan, dan akan di jauhkan dari rasa iri, dengki dan hasut. Dia pun pasti akan senantiasa bersyukur atas nikmat yang diperolehnya.

Dan kemudian kita ini masuk kelompok yang mana??? Mudah-mudahan kita semua termasuk golongan orang yang terakhir. Amin

"HIDUP ADALAH SEBUAH PILIHAN, MAKA PILIHLAH YANG TERBAIK UNTUK HIDUPMU"

Pagi ini saya menerima email dari seorang rekan yang isinya membuat saya "trenyuh" istilah orang jawa bilang. Ceritanya sangat mengena dengan keadaan di tempat kerja saya saat ini. Berikut saya quote ceritanya:

=========================================

Tenzing Norgay adalah nama orang, mungkin buat kebanyakan dari kita akan mengatakan nama yang aneh.....dari negara mana nama tersebut berasal?.... .
Mungkin Anda pernah membaca atau mendengar namanya...mungkin juga belum...bagaimana kalau saya sebutkan nama Sir Edmund Hillary...ya kalau yang ini sih saya sering dengar atau pernah baca biografinya atau pernah mendapatkan kisah hidupnya dalam sebuah artikel atau sewaktu mengikuti seminar.
Ya, Sir Edmund Hillary adalah orang pertama di dunia yang berhasil mencapai puncak gunung tertinggi dunia Puncak Gunung Everest. Tetapi saat ini bukan Sir Edmund Hillary yang akan kita bahas, tetapi Tenzing Norgay.

Tenzing Norgay seorang penduduk asli Nepal yang bertugas sebagai pemandu bagi para pendaki gunung yang berniat untuk mendaki gunung Everest. Tenzing Norgay menjadi pemandu ( orang nepal menyebutnya Sherpa ) bagi Sir Edmund Hillary. Pada tanggal 29 Mei 1953 jam11.30, Tenzing Norgay bersama dengan Sir Edmund Hillary berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi Everest pada ketinggian 29,028 kaki diatas permukaan laut dan menjadi orang pertama didunia yang kemudian menjadi inspirasi dan penyemangat bagi ratusan pendaki berikutnya untuk mengikuti prestasi mereka. Pada rentang waktu tahun 1920 sampai dengan tahun 1952, tujuh tim ekspedisi yang berusaha menaklukkan Everest mengalami kegagalan.

Keberhasilan Sir Edmund Hillary pada saat itu sangat fenomenal mengingat baru berakhirnya Perang Dunia II dan menjadi semacam inspirator untuk mengembalikan kepercayaan diri bagi seluruh bangsa di dunia. Karena keberhasilannya, Sir Edmund Hillary mendapatkan gelar kebangsawanan dari Ratu Inggris yang baru saja dilantik saat itu Ratu Elizabeth II dan menjadi orang yang paling dikenal di seluruh dunia.

Tetapi dibalik keberhasilan itu Tenzing Norgay memiliki peran yang sangat besar, mengapa Tenzing Norgay tidak menjadi terkenal dan mendapatkan semua yang didapatkan oleh Sir Edmund Hillary padahal ia adalah sang pemandu yang membantu dan mengantarkannya mencapai Puncuk Mount Everest? Seharusnya bisa saja ia lah orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak Mount Everest bukan Sir Edmund Hillary.

Sesaat setelah Sir Edmund Hillary bersama Tenzing Norgay kembali dari puncak Mount Everest, hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Sir Edmund Hillary, dan hanya ada satu reporter yang mewawancarai Tenzing Norgay, berikut cuplikannya :

Reporter :
Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia?
Tenzing Norgay :
Sangat senang sekali
Reporter :
Andakan seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund Hillary, tentunya posisi Anda berada di depan dia, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak Mount Everest ?
Tenzing Norgay :
Ya, benar sekali, pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilakan dia (Edmund Hillary) untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia....
Reporter :
Mengapa Anda lakukan itu ???
Tenzing Norgay :
Karena itulah IMPIAN Edmund Hillary, bukan impian saya ... impian saya hanyalah berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih IMPIANnya.

Ya, itulah sekelumit kisah tentang seorang pemandu pendaki bernama Tenzing Norgay. Ia tidak menjadi serakah, ataupun iri dengan
keberhasilan, nama besar dan semua penghargaan yang diperoleh Sir Edmund Hillary. Ia cukup bangga dapat membantu orang lain mencapai & mewujudkan IMPIANnya.
=========================================

Dari cerita ini saya bisa merasakan betapa bahagianya orang seperti Tenzing Norgay, yang dalam hidupnya bisa dengan ikhlash membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan, penghargaan ataupun kehormatan. 

Namun cerita ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi di tempat kerja ku. Dimana semua orang saling berjibaku mengejar nama maik, mengejar penghargaan dari atasan, mengejar penghormatan dari bawahan dan lain sebagainya... Ya, memang tak bisa dipungkiri, bahwasanya kita bekerja untuk mengjar karir, namun yang saya tidak bisa mengerti, "kenapa mereka harus mengejar nama baik dengan menjelekkan orang lain? kenapa mereka harus mengejar penghargaan dan kehormatan dengan menghancurkan orang lain?"... 

Apakah tidak sebaiknya kita melihat Tenzing Norgay, yang bia membanggakan dirinya sendiri dengan membantu orang lain untuk bisa membanggakan diri mereka sendiri? 

Mari kita tanyakan pada diri kita sendiri "Apakah kita bisa menjadi seperti Tenzing Norgay?" atau "apakah kita mau menjadi Tenzing Norgay?"