TAWAKAL KEPADA ALLAH SWT
10.33.00 | Author: HAEDAR SALMAN

Tawakal adalah bekal yang diperlukan oleh kita sebagai manusia yang dalam perjalanan hidup ini, tidak selamanya berada dalam keberhasilan dan kesuksesan. Adakalanya kita akan mengalami kesulitan atau bahkan kegagalan. 

Tawakal artinya bergantung dan bersandar pada sesuatu. Ibnul Atsir berkata "Tawakal artinya menyerahkan urusan kepada pihak lain atau menggantungkan kepadanya. Hal ini disebabkan karena percaya penuh kepada yang diserahi atau ketidakmampuan menangani sendiri." (An-Nihayah Fi Ghoribil Hadits: 5/221)

Syaikh Ibnu Utsaimin roh. berkata "Tawakal adalah menyandarkan permasalahan kepada Alloh swt. dalam mengupayakan yang di cari dan menolak apa-apa yang tidak disenangi disertai percaya penuh kepada Alloh swt. dan menempuh sebab yang di izinkan syariat." (Al-Qoulul Mufid 'Ala Kitabit Tauhid. karangan: Ibnu Utsaimin: 2/185)

Dari pengertian tawakal tersebut, kita bisa simpulkan bahwa sebagai manusia kita tidak meiliki kuasa yang penuh terhadap nasib kita. Dan hanya kepada Alloh swt. lah kita harus menyerahkan dan menyandarkan nasib kita. sebagaimana Firman Alloh swt dalam Q.S An-Nisa' ayat 81 " ....dan tawakallah kepada Alloh swt. Cukuplah Alloh swt menjadi pelindung."

Rosulullah s.a.w bersabda: "Akan masuk surga dari umatku 70.000 orang tanpa dihisab ... mereka adalah orang-orang yang tidak minta ruqyah, tidak menyandarkan kesialan kepada burung dan sejenisnya, tidak berobat dengan besi panas, dan mereka bertawakal hanya kepada Robb (Tuhan) mereka." (HR. Al-Bukhori: 5578 dan Muslim: 218)

Jadi sebagai seorang muslim kita wajib hanya bertawakal dan berserah diri kepada Alloh swt, bukan kepada yang laen. Namun fenomena yang terjadi saat ini adalah banyak orang yang melupakan bahwa Alloh swt adalah Tuhan yang memiliki kuasa atas segala hal. Orang berbondong-bondong mendatangi "Ponari" dengan batu petir nya untuk berobat atas penyakit yang dideritanya. Mereka lupa bahwa Allah-lah yang maha menyembuhkan bukan batu milik ponari.

Itu hanya contoh dari segelintir orang yang telah lupa untuk bertawakal kepada Allah swt. Akan tetapi perlu kita sadari pula bahwa tawakal tidak semata-mata berserah atau menyerah pasrah atas nasib, namun kita juga harus terus berusaha (berihtiar). Dan ihtiar yang dimaksud adalah bentuk bentuk usaha yang sesuai dengan syariat islam.

Wahai saudaraku, jika engkau tawakal kepada Alloh swt dengan benar, engkau harus melakukan sebab (usaha / ihtiar) yang di syariatkan Nya bagimu yaitu mencari rezeki secara halal, bisa dengn bertani, berdagang, menjadi pekerja pada pekerjaan apa saja yang halal dan mendatangkan rezeki. Carilah rezeki dengan bergantung kepada Alloh swt niscaya Alloh swt akan memudahkan rezeki bagimu. (Syarhu Riyadhish Sholihin: 2/520)

source: Buletin Al Furqon

KISAH BUNGA MAWAR
11.41.00 | Author: HAEDAR SALMAN

Suatu ketika, ada seseorang pemuda yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas, disiapkannya pula pot kecil tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya pot yang terbaik, dan diletakkan pot itu di sudut yang cukup mendapat sinar matahari. Ia berharap, bibit ini dapat tumbuh dengan sempurna.

Disiraminya bibit mawar itu setiap hari. Dengan tekun, dirawatnya pohon itu. Tak lupa, jika ada rumput yang menganggu, segera disianginya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian, mulailah tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya tampak mulai merekah, walau warnanya belum terlihat sempurna. Pemuda ini pun senang, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil. Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia menyesalkan mengapa duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah ini. Tentu, duri-duri itu akan menganggu keindahan mawar-mawar miliknya.

Sang pemuda tampak bergumam dalam hati, "Mengapa dari bunga seindah ini, tumbuh banyak sekali duri yang tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali kurapihkan, selalu saja tanganku terluka. Selalu saja ada ada bagian dari kulitku yang tergores. Ah pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak akan membiarkan tanganku berdarah karena duri-duri penganggu ini."

Lama kelamaan, pemuda ini tampak enggan untuk memperhatikan mawar miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang menganggu pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah, kini tampak merona sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkai pun mulai jatuh satu-persatu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga itu pun meranggas dan layu.

Jiwa manusia, adalah juga seperti kisah tadi. Di dalam setiap jiwa, selalu ada 'mawar' yang tertanam. Tuhan yang menitipkannya kepada kita untuk dirawat. Tuhan lah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita, juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.

Namun sayang, banyak dari kita yang hanya melihat "duri" yang tumbuh. Banyak dari kita yang hanya melihat sisi buruk dari kita yang akan berkembang. Kita sering menolak keberadaan kita sendiri. Kita kerap kecewa dengan diri kita dan tak mau menerimanya. Kita berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari kita. Kita menolak untuk "menyirami" hal-hal baik yang sebenarnya telah ada. Dan akhirnya, kita kembali kecewa, kita tak pernah memahami potensi yang kita miliki.

Banyak orang yang tak menyangka, mereka juga sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa. Banyak orang yang tak menyadari, adanya mawar itu. Kita, kerap disibukkan dengan duri-duri kelemahan diri dan onak-onak kepesimisan dalam hati ini. Orang lain lah yang kadang harus menunjukannya.

Jika kita bisa menemukan "mawar-mawar" indah yang tumbuh dalam jiwa itu, kita akan dapat mengabaikan duri-duri yang muncul. Kita, akan terpacu untuk membuatnya akan membuatnya merekah, dan terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu, akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita. Kenikmatan yang terindah adalah saat kita berhasil untuk menunjukkan diri kita tentang mawar-mawar itu, dan mengabaikan duri-duri yang muncul.

Semerbak harumnya akan menghiasi hari-hari kita. Aroma keindahan yang ditawarkannya, adalah layaknya ketenangan air telaga yang menenangkan keruwetan hati. Mari, kita temukan "mawar-mawar" ketenangan, kebahagiaan, kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita. Mungkin, ya, mungkin, kita akan juga berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu membuat kita berputus asa. Mungkin, tangan-tangan kita akan tergores dan terluka, tapi janganlah itu membuat kita bersedih nestapa.

Biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya kemuliaan-Nya. Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka. Sampaikan salam-salam itu, agar kita dapat menuai bibit-bibit mawar cinta itu kepada setiap orang, dan menumbuh-kembangkannya di dalam taman-taman hati kita.

di ambil dari email seseorang ...